Senin, 28 Maret 2011

cara membaca puisi yang baik

Semua tau puisi kan? Puisi itu sama dengan berdeklamasi.Tapi kalo berdeklamasi si pembaca harus hafal tapi kalo membaca puisi boleh bawa teks namanya juga baca puisi.
Ada beberapa hal yg harus diperhatikan ketika membaca puisi:

1. Penjiwaan
Penjiwaan berkaitan dengan suasana hati yang bisa dilihat dari warna suara atau bahasa tubuh si pembaca akibat dari pemaknaannya terhadap puisi tersebut.Puisi yang berisi patriotisme misalnya penjiwaannya penuh dengan semangat pada saat puisi itu dibacakan.
2. Vokal
Suara dalam membaca puisi adalah intonasi.Intonasi meliputi nada(tinggi-rendahnya suara),tempo(panjang-pendeknya suara),tekanan(keras-lembutnya suara),dan jeda(lama-sebentarnya penghentian suara).Baris puisi kalau sampai waktuku ku tak mau seorangkan merayu-nya Chiril Anwar yang berjudul AKU lebih baik dilafalkan dengan suara lantang atau keras.
Hal-hal yg berkaitan dengan vokal:
  • Artikulasi (kejelasan ucapan)
  • Intonasi(tinggi-rendahnya suara)
  • Irama:panjang-pendeknya,keras-lembutnya,lambat-cepatnya,atau tinggi-rendahnya suara.
3. Gerak
Gerak bisa dibagi menjadi 2 macam:
  1. Mimik(raut wajah)
  2. Gerakan tubuh(gesture)
Gerakan dalam membaca puisi berarti mengikuti nada dan suasana pembaca puisi sesuai isi puisinya.Puisi yang sedih misalnya, nah puisi itu harus kita bawakan dengan raut wajah atau mimik yang sedih dan gesture yang mendayu dayu atau lambut.
Agar pembaca bisa membaca puisi dengan baik maka perhatikanlah langkah langkahnya:
  1. Memilih dan menentukan puisi yang yang akan di baca
  2. Membaca dalam hati
  3. Menafsirkan isi dan suasananya
  4. Menentukan jeda
4. Kesesuaian isi puisi yg dibacakan:
Membaca puisi adalah bentuk kegiatan mengungkapkan kembali isi puisinya.Pengungkapan yang dilakukan oleh si pembaca harus sesuai dengan makna puisi.Maka dari itu agar si pembaca dapat mengungkapkan puisinya dengan tepat dia harus mengerti dulu apa is dari puisi tersebut.Hal hal yang harus diperhatikan adalah perasaan dan pikiran si pengarang serta suasana yang tercipta di dalam puisinya.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan perasaan,pikiran,dan suasama hati saat membaca puisi:
a. Memahami sikap pengarang terhadap masalah yang diungkapkan (perasaan pengarang).Caranya adalah dengan memahami sikap pengarangnya tentang sesuatu yang diungkapkan misalnya,dalam mengungkapkan masalah pengemis pasti penyair akan memiliki sikap yang berbeda beda.Ada yang benci,kecewa,kasihan,dan lain lain.Sikap itu akan tercermin di larik larik puisinya.Nah kalo gitu pemahaman si pengarang adalah sesuatu yang harus diketahui pambaca agar mampu mengungkapkan perasaannya dengan baik.
b. Memahami sikap pengarang terhadap pembaca (nada puisi).Ketika pengarang sedang membuat puisi mereka mempunyai sikap yang berbed beda terhadap para pembaca atau calon pembacanya misalnya, bersifat menggurui,mengejek,menasihati,menyindir,santai,atau hanya menceritakan sesuatu.Sikap itu akhirnya menjadi pengaruh kejiwaan akibat psikologis pembacanya yang berbeda beda.Contoh,jika bernada duka,mengakibatkan suasana iba atau kasihan.Jika bernada kritik mengakibatkan suasana sikap berontak.Jika bernada ketuhanan maka akan bersuasana khusyuk dan lain lain.Nah kalo gitu pembaca perlu memahami hal hal tersebut agar memiliki sikap yang sesuai dengan suasana puisinya.
READ MORE - cara membaca puisi yang baik

Kamis, 24 Maret 2011

CINTAI ALAM INI, CINTAI NEGERI, CINTAI TEMAN,CINTAI ORANGTUA,CINTAI INDONESIA!
READ MORE -

Berbahasa Indonesia Yang baik dan Benar

Sebelum sampai pada pembahasan Bahasa Indonesia yang benar dan baik, terlebih dahulu kita perlu tahu bagaimana standar resmi pembakuan Bahasa Indonesia. Jika bahasa sudah memiliki baku atau standar yang sudah disepakati dan diresmikan oleh negara atau pemerintah, barulah dapat dibedakan antara pemakaian bahasa yang benar dan tidak.
Seperti yang ditulis di buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas) tahun 1988, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.
Bahasa sebagai salah satu sarana komunikasi antar sesama manusia tentunya bertujuan agar dapat dimengerti oleh manusia lainnya. Meskipun berbicara dalam satu bahasa yang sama, dalam hal ini Bahasa Indonesia, namun ragam bahasa yang dipakai tidaklah sama. Masing-masing kelompok menggunakan ragam yang berbeda.
“Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baku” (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 19).
Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adeknggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, yang berarti “pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran” (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).
Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik dan benar, erat sekali ya hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa. 

Lebih lanjut tentang: Apa itu Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar? 
READ MORE - Berbahasa Indonesia Yang baik dan Benar

Pantun

Mengenal pantun:
Pantun merupakan salah satu sastra lisan yang banyak dikenal di Nusantara. Misalnya, di Sumatra di kenal pantun, di Jawa terkenal sebagai Parikan, di Sunda dikenal sebagai Paparikan.
Pantun biasa digunakan untuk saling menghibur, sindir menyindir, mengungkapkan perasaan hati, menasehati, dan lain sebagainya.
Komponen pantun:
Pantun terdiri dari 4 baris kalimat. dua baris pertama di sebut sampiran, dua baris selanjutnya adalah isi (pesan yang akan disampaikan).
Sampiran berfungsi untuk membuat irama pantun. Kalimat pertama memberi irama untuk irama kalimat ke-3, kalimat ke 2 memberi irama ke kalimat ke-4.
Aturan membuat pantun:
Di akhir kata setiap kalimat pantun harus memiliki pola ABAB, tetapi ada kala orang membuatnya dengan pola AAAA. pola resminya adalah ABAB. contoh:
berakit rakit ke hulu –> u=(A)
berenang renang ke tepian –> n=(B)
bersakit sakit dahulu –> u=(A)
bersenang senang kemudian –> n=(B)
Membuat pantun:
Kamu buat dulu dua baris isi pantunnya, seperti:
nenek uring uring siang dan malam
mendengar kakek ingin poligami
Sekarang kamu tinggal menambahkan sampirannya. biasanya sampiran itu berupa peristiwa sehari-hari. contoh:
dagang berisi buah mempelam
tolonglah beli barang segoni
pantun jadinya seperti ini:
dagang berisi buah mempelam
tolonglah beli barang segoni
nenek uring uring siang dan malam
mendengar kakek ingin poligami
Nah, sekarang kamu sudah bisa membuat pantun. Kamu bisa mengekspresikan pantunmu untuk orang lain, sms, kartu ulang tahun, atau ucapan selamat lainnya.
Senang juga rasanya jika kamu memberikan pantunmu ke sini. Jangan berkecil hati jika kamu belum bisa membuat pantun, memberi tanggapan juga boleh kok. ok!
READ MORE - Pantun

Langkah-langkah dalam membuat puisi

Langkah-langkah dalam membuat puisi :
  1. Carilah judul yang sederhana
  2. Buat puisi dengan cara melengkapi kalimat
  3. Langkah awal guru menyiapkan kata-kata untuk melengkapi kalimat itu
  4. Langkah berikutnya melengkapi kalimat sendiri.

Contoh 1 :
Lengkapi kalimat dengan kata-kata yang sudah tersedia !

BUNGA
Warnamu...merona
...harum mewangi
Tatkala ku pandang begitu...
Membuat...senang
Oh, Tuhan...
Terima kasih atas...Mu
aIndah
bHati
cMerah
dAnugrah
eSemerbak
fKu
gEngkau

Jadilah sebuah puisi yang indah.
Bunga
Warnamu merah merona
Semerbak harum mewangi
Tatkala kupandang begitu indah
Membuat hati ku senang
Oh, Tuhan ku
Terima kasih atas anugerah Mu

Contoh 2 :
Melengkapi kalimat sendiri

Bunga
Kulihat warna-warni bunga di...
Begitu nyaman bila ku...
Aku...senang
Ku tak bosan untuk...
Rasanya ingin ku...
Lalu ku...dalam kamar
Ku cium dan ku persembahkan untuk mu yang...

Setelah kalimat-kalimat di atas dilengkapi jadilah sebuah puisi yang indah.

''Bunga
Kulihat warna-warni bunga di taman
Begitu nyaman bila ku pandang
Aku tersenyum senang
Ku tak bosan untuk memandang
Rasanya ingin ku petik
Lalu ku simpan dalam kamar
Ku cium dan ku persembahkan untuk mu yang tersayang.

Catatan :
  1. Siswa dapat melengkapi kalimat dengan baik dan benar.
  2. Siswa dapat membuat puisi dengan mudah dan tidak membosankan.
  3. Siswa akan tertarik dan menyukai untuk membuat puisi.
READ MORE - Langkah-langkah dalam membuat puisi